Gereja Katolik sendiri selalu mengupayakan toleransi dan kerukunan umat beragama. Ini ditegaskan pada Konsili Vatikan II melalui dokumen Nostra Aetate poin ke-5 yang menyatakan : Kita tidak dapat menyerukan nama Allah, Bapa segala bangsa, bila kita tidak mau bersikap sebagai saudara terhadap orang-orang tertentu, yang diciptakan menurut citra
Toleransi adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerja sama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Toleransi, karena itu, merupakan konsep agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran agama-agama.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut. 1. Dialog Antar Agama. Cara untuk meningkatkan toleransi adalah komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara berfiaolog antara umat beragama muslim dan non muslim. 2. Menghargai Kebebasan Beragama. Di Indonesia ada beberapa agama. Untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan, maka
Nilai Sila Pertama Pancasila dalam Isu Toleransi Antar Agama di Kalangan Masyarakat dalam Negeri Pembuka dan memiliki toleransi antar umat beragama. Kebebasan beragama bahkan sudah ada dalam
Fungsi Toleransi Beragama. Mencegah perasaan yang berorientasi pada ego. Mencapai mufakat bersama. Meningkatkan rasa nasionalisme dalam diri. Mempersatukan setiap perbedaan. Manfaat Toleransi Beragama. Terhindar dari adanya perpecahan antara umat beragama. Memperkuat tali silaturahmi antar umat beragama. Perbedaan-perbedaan kultur antar pesantren juga merupakan salah satu contoh bagaimana pesantren dapat menghargai keragaman. NU sebagai organisasi islam terbesar di indonesia, tidak hanya mempunyai basis secara struktural tetapi juga basic secara kultural. Jumlah pesantren di seluruh indonesia kurang lebih merupakan pesantren NU. OidOJ. 279 395 311 440 196 426 266 104 179

pidato tentang toleransi antar umat beragama